Pokok Pokok Bahasan Dalam Penyuluhan

Pokok-pokok Bahasan (Subject Matter)

Sebagai proses pendidikan, setiap kegiatan penyuluhan perlu untuk merinci ragam pokok bahasan yang akan disuluhkan. Di lain pihak, perlu untuk selalu diingat bahwa penerima manfaat penyuluhan adalah “manusia” yang akan diperbaiki mutu kehidupannya. Karena itu, ragam pokok bahasan di dalam kegiatan penyuluhan tidak hanya cukup dibatasi kepada hal-hal yang berkaitan langsung dengan kegiatan yang harus dikerjakan, tetapi juga harus mencakup hal-hal yang berkaitan dengan upaya perbaikan kesejahteraan keluarga-nya, dan hal-hal yang berkaitan dengan kehidupan yang harus di hadapi ditengah-tengah masyarakatnya.

Di dalam penyuluhan pertanian, Mosher (1966) dengan jelas dengan telah memaparkan bahwa, usahatani bukanlah sekadar kegiatan ber-tani untuk menghasilkan sesuatu produk, tetapi merupakan suatu system produksi yang memadukan unsur-unsur manusia (seba-gai pribadi, pengelola dan sekaligus juru-tani), modal, tenaga-kerja (termasuk pengetahuan dan ketrampilannya), sumber daya alam, kelembagaan, dan didukung oleh sarana serta prasarana yang mema-dai. Karena itu, pokok bahasan yang disampaikan oleh seorang penyuluh (pertanian) kepada masyarakat penerima manfaatnya harus mencakup banyak hal. Baik yang berkaitan langsung dengan kegiatan bertani, pengelolaan usahatani, pengelolaan rumah tangga petani, kelembagaan pertanian, maupun politik pembangunan perta- tanian.

Telaahan terhadap ragam pokok bahasan yang diperlukan dalam kegiatan penyuluhan pertanian, misalnya, ternyata menghasilkan beberapa pokok bahasan seperti yang dikemukakan berikut ini.

(1) Ilmu budidaya pertanian, yang tidak hanya berisikan petunjuk atau informasi tentang "apa" yang harus dikerjakan, tetapi juga mencakup: mengapa, bagaimana, berapa, kapan, dan dimana kegiatan itu harus dilaksanakan agar dapat menaikkan hasil (fisik) dan pendapatan (ekonomi) serta memperbaiki kesejahteraan (sosial budaya) dirinya sendiri, keluarganya, maupun masyarakatnya.

Termasuk dalam materi tentang ilmu budidaya pertanian, harus diperhatikan hal-hal yang berkaitan dengan kegiatan menghasilkan (pra panen), yang mencakup:

a) teknik budidaya tanaman dan atau hewan (ternak dan ikan)

b) pemilihan benih/bibit unggul

c) perlindungan tanaman dan atau hewan

d) penggunaan sarana produksi dan atau pakan hewan

e) pengaturan pengairan untuk tanaman dan atau hewan

Di samping itu, tidak boleh dilupakan penyampaian materi yang berkaitan dengan kegiatan yang harus dilakukan agar produk yang dihasilkan nanti dapat dijual untuk memperoleh penghasilan yang biasa disebut dengan "teknologi pasca panen" yang meliputi:

a) cara panen/pengumpulan hasil

b) pengangkutan dan penyimpanan

c) pengolahan dan pengepakan

d) pemilihan dan penyeragaman

Berkaitan dengan teknologi budidaya, penting dicatat beberapa hal sebagai berikut:

a) Revolusi Hijau, yang banyak dikritik namun belum ada cara lain yang lebih efektif untuk meningkatkan produksi (pangan).

Yang dimaksud dengan Revolusi Hijau adalah usaha pengem-bangan teknologi pertanian untuk meningkatkan produksi (pangan), dari pertanian tradisional menjadi pertanian yang menggunakan teknologi lebih maju.

Pada penerapannya di Indonesia, yangdimaksud dengan teknologi maju disini adalah: panca-usaha (benih unggul, pengolahan lahan, cara bercocok tanam, perlindungan hama dan penyakit, serta pengairan yang teratur) (ditambah dengan teknologi pasca-panen dan pemasaran hasil) yang kemudian dikembangkan menjadi sapta usaha, dan pada pelaksanaan Supra Insus dikembangkan lagi menjadi 10 Jurus Teknologi (dengan memasukkan: penataan pola-tanam, pergiliran varietas tanaman dan pemupukan berim-bang)

b) Pemanfaatan bioteknologi, yaitu cabang ilmu yang mempelajari pemanfaatan makhluk hidup (bakteri, jamur, virus, dll) maupun produk dari makhluk hidup (enzim, alkohol) dalam proses produksi untuk menghasilkan barang dan jasa. Dengan kata lain, bioteknologi adalah ilmu terapan yang menggabungkan berbagai cabang ilmu dalam proses produksi barang dan jasa.

c) Pembangunan berbasis teknologi-lokal (endogenous technology), yaitu suatu pembangunan yang (meskipun tidak dalam pengertian eksklusif) berbasis pada pengetahuan, kelemba-gaan dan sumberdayan lokal.

Pembangunan berbasis lokal, adalah pembangunan dari, oleh dan untuk masyarakat setempat, serta selalu dikendali-kan/diawasi oleh orang-orang setempat.

d) Pembangunan Pertanian Berkelanjutan (sustainable agriculture), yang memadukan tiga tujuan yang meliputi: pengamanan lingkungan, pertanian yang menguntungkan dan ke-sejahteraan masyarakat petani (.Gold, 1999).

Pertanian Berkelanjutan tidak berarti kembali kepada pertanian berproduktivitas rendah, atau petani yang miskin, sebagaiman yang dicirikan pada abad 19. Lebih dari itu, keberkelanjutan dibangun di atas prestasi pertanian, mengadopsi pendekatan yang canggih yang dapat memelihara produksi dan keuntungan pertanian yang tinggi tanpa harus menguras sumberdaya yang sangat menentukan keberhasilan pertanian.

Dalam pengertian ini, diupayakan keberkelanjutan agro-ekosis-tem yang berarti (Gliessman, 1998):

 Memelihara basis sumberdaya-alam meraka

Menyandarkan pada minimasi penggunaan input buatan dari luar sistem pertaniannya

Mengelola hama dan penyakit melalui mekanisme atur-an internal

Perbaikan-ulang kerusakan ysng disebabkan oleh kegiat- kegiatan budidaya dan panen

(2) Ilmu ekonomi pertanian, yang terutama diarahkan kepada perbaikan pengelolaan usahatani yang lebih efisien agar dapat lebih memberikan manfaat ekonomi (pendapatan, keuntungan) yang lebih tinggi. Termasuk dalam ilmu ekonomi pertanian adalah:

a) pengelolaan usahatani

b) ekonomi produksi

c) pemasaran hasil

d) pembeayaan usahatani

e) perencanaan dan evaluasi

f) akutansi

g) kewirausahaan

(3) Ilmu pengelolaan rumah tangga petani

Tidak dapat disangkal bahwa pelaksana utama pembangunan pertanian pada umumnya adalah petani-petani kecil yang belum dapat memisahkan secara tegas antara pengelolaan usahatani dan kehidupan petani kecil, selalu dapat dijumpai adanya kenyataan bahwa: kegiatan usahatani merupakan bagian dari kegiatan rumah tangga secara keseluruhan. Karena itu, kegiatan penyuluhan pertanian yang terutama ditujukan kepada terwujudnya efisiensi pengelolaan usaha tani harus pula dibarengi dengan kegiatan penyuluhan tentang pengelolaan rumah tangga petani itu sendiri.

Tentang hal ini, Peterson (1960) mengemukakan beberapa pokok bahasaan yang perlu diperhatikan dalam pengelolaan rumah tangga petani yang mencakup:

a) Pengenalan tentang makna dan hubungan antaraa usahatani dengan ekonomi rumaah tangga sebagai yang dikemukakan dalam Gambar 36).

b) Pengelolaan ekonomi rumah tangga secara keseluruhan (termasuk usahataninya), yang mencakup: inventarisasi sumber daya yang tersedia dan dapat dimanfaatkan optimasi alokasi sumberdaya perencanaan dan evaluasi pengelolaan ekonomi rumah tangga.

(4) Pelembagaan petani

Berbeda dengan golongan masyarakat yang lain, petani di perde-saan umumnya masih memiliki hubungan sosial yang sangat erat kaitannya satu dengan yang lain. Hal ini terjadi, bukan saja karena masih memiliki hubungan kekerabatan dalam satu sistem keluarga luas (extended family), tetapi sifat pekerjaan dari usahatani yang mereka lakukan seringkali menuntut kerjasama dan kesepakatan bersama (seperti dalam: pengaturan pengairan, perlin-dungan hama dan penyakit tanaman, pengurusan kredit dan sarana produksi, pemasaran hasil, dll).

Karena itu, di dalam kegiatan penyuluhan mutlak untuk diperhatikan hal-hal yang berkaitaan dengan pelembagaan petani, khusus-nya yang menyangkut dinamika kelompok dan kepemimpinan kelompok tani.

(5) Politik pembangunan pertanian

Disamping pokok-pokok bahasan yang telah disebutkan terda-hulu, selama penyuluhan pertanian harus pula diperhatikan pokok bahasan yang menyangkut politi pembangunan pertanian yang sedang dilaksanakan oleh pemerintah. Hal ini sangat penting, karena tujuan pembangunan pertanian tidak hanya untuk perbaikan mutu hidup orang per orang atau perbaikan kesejahteraan masyarakat setempat saja, melainkan demi terwujudnya perbaikan mutu hidup dan kesejahteraan seluruh masyarakat dalam negara yang bersang-kutan.

Termasuk dalam pokok bahasan ini, adalah;

a) Peranan pembangunan pertanian dalam pembangunan nasional

b) Peran, tanggungjawab dan kewajiban-kewajiban yang harus dipenuhi oleh setiap petani

c) Kebijakan-kebijakan dan kemudahan-kemudahan yang disedia-kan pemerintah bagi pembangunan pertanian.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar