Sumber Sumber Materi Penyuluhan

Sumber Sumber Materi Penyuluhan

Pada bagian terdahulu dari Bab ini telah dikemukakan bahwa tipe materi penyuluhan sangatlah beragam, dan beragam pula sumber informasi yang dijadikan materi penyuluhan. Baik yang dihasilkan oleh para peneliti, penyuluh, atau oleh masyarakat pengguna sendiri yang lebih dahulu telah menerapkan inovasi yang ditawarkan.

Dari beragam sumber materi tersebut, dapat dikelompokkan menjadi:

1) Sumber resmi dari instansi pemerintah, baik yang berasal dari:

a) Departemen/dinas-dinas terkait.

b) Lembaga penelitian dan pengembangan.

c) Pusat-pusat pengkajian.

d) Pusat-pusat informasi.

e) Pengujian lokal yang dilaksanakan oleh penyuluh.


2) Sumber resmi dari lembaga-lembaga swasta/lembaga swadaya masyarakat, yang khusus bergerak di bidang penelitian, pengka-jian dan penyebaran informasi.


3) Pengalaman petani, baik dari pengalaman usahataninya sendiri atau hasil dari "petak pengalaman" yang dilakukan secara khusus dengan atau tanpa bimbingan penyuluhnya.


4) Sumber lain yang dapat dipercaya, misalnya: informasi pasar dari para pedagang, perguruan tinggi,


5) Publikasi (buku teks, jurnal), media-masa (majalah, surat-kabar, tabloid), internet, dll.

Sehubungan dengan ragam sumber materi yang disebutkan di atas, perlu diingat bahwa:

1) Materi yang berasal dari lembaga-lembaga resmi (pemerintah dan atau swasta) seringkali tidak selalu sesuai dengan kondisi pengguna, meskipun telah teruji melalui metoda ilmiah tertentu.

Hal ini disebabkan karena, baik lingkungan fisik maupun sumber daya yang digunakan tidak selalu sama seperti yang dimiliki atau yang dapat dimanfaatkan oleh pengguna, khususnya yang berkaitan dengan: peralatan yang digunakan, pengetahuan dan ketrampilan yang dikuasai dan tersedianya modal yang terbatas. Sehingga, tidaklah mengherankan jika materi-materi yang disampaikan seringkali ternyata:

a) secara teknis tak dapat dilaksanakan,

b) secara ekonomi tidak menguntungkan,

c) tidak dapat diterapkan karena pertimbangan-pertimbangan

politis, sosial, dan budaya setempat yang tidak mendukung- nya.


2) Materi yang berasal dari pengalaman petani, seringkali masih diragukan keterandalannya (ketepatan dan ketelitiannya), karena seringkali tidak dilaksanakan dengan mempehatikan metoda ilmiah tertentu yang telah dibakukan.


3) Materi yang berasal dari sumber lain, seringkali tidak jujur, karena dari padanya melekat kepentingan-kepentingaan tertentu yang tidak selalu sesuai dengan kebutuhan dan kepentingan pengguna maupun masyarakat secara keseluruhan

Oleh karena itu, diseyogyakan agar setiap pengguna inovasi selalu bersikap hati-hati, dengan selalu mencoba terlebih dahulu dalam skala usaha yang relatif kecil sebagai petak pengalaman atau dengan melakukan pengujian lokal (local verification trials).

Penerapan secara langsung seetiap inovasi dalam skala luas, hanya dapat diterima manakala pengguna telah memiliki pengalaman yang "baik" dengan setiap sumber materi yang diterimanya.

Terkait dengan sumber materi, selama ini inovasi yang disampaikan oleh para penyuluh relatif didominasi oleh materi yang berasal dari luar sistem sosial masyarakat penerima manfaatnya.

Tentang hal ini, sudah saatnya para penyuluh mulai menaruh perhatian terhadap inovasi-lokal yang berupa; keunggulan lokal, pengalaman masyarakat (petani) setempat, nilai-nilai tradisi atau kearifan lokal (endegenuous technology)yang selain telah teruji oleh waktu, seringkali juga memiliki banyak keunggulan dibanding dengan inovasi yang berasal dari ”luar”

1 komentar: