Tanaman jahe diperbanyak secara vegetatif dengan menggunakan rimpang. Pemilihan bibit disesuaikan dengan tujuan produksi. Untuk produksi segar baik tua maupun muda hendaklah ditanam jahe gajah. Sedangkan untuk produksi minuman, rempah-rempah, obat tradisional dan minyak arsiri memakai jenis jahe putih kecil dan klon jahe merah.
Bibit hendaklah berasal dari tanaman yang baik yaitu :
- Dari tanaman yang tua dimana tajuknya mengering umur 9 – 10 bulan.
- Dari tanaman yang sehat terutama tidak terserang penyakit layu bakteri, busuk rimpang dan lalat rimpang.
- Tidak memar dan kulit tidak lecet.
Bibit diambil dari potongan rimpang dengan 1 –2 mata tunas yang telah tumbuh, dengan berat 20 – 40 gram untuk jahe putih kecil dan jahe merah sedangkan jahe gajah seberat 25 – 60 gram. Kebutuhan bibit tiap hektar tergantung jenis dan jarak tanam, untuk jahe putih kecil dan jahe merah membutuhkan bibit sebanyak 1- 2 ton / ha sedangkan untuk jahe gajah membutuhkan bibit sebanyak 2 – 3 ton / ha. Bila dipanen muda dapat ditanam lebih rapat lagi sehingga kebutuhan bibit lebih banyak yaitu 4 – 6 ton / ha dengan populasi tanaman sekitar 80.000 tanaman / ha.
Sebelum ditanam bibit perlu diperlakukan sebagai berikut :
- Bibit disimpan pada tempat yang cukup lembab dan gelap sampai terbentuk tunas.
- Bibit dipotong sesuai ukuran yaitu 1 –2 tunas yang tumbuh.
- Potongan bibit direndam dalam Agrimicin 0,1 % selama 8 jam.
Bagian bibit yang terluka dicelupkan kedalam larutan kental abu dapur atau bisa ditambah fungisida Dithane M 45 atau Benlate.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar