PROSES PEMBENTUKAN TANAH
2. 1. Faktor pembentuk tanah:
Tanah = f {Iklim, Jasad hidup, Bahan induk, Topografi, Waktu}
1.
Iklim
2.
Jasad hidup
3.
Bahan induk
4.
Topografi/relief
5.
Waktu
Proses
Pelapukan batuan induk menjadi bahan induk dibedakan dalam dua kategori.
1. Pelapukan fisika à
disintegrasi
2. Pelapukan kimia dan transformasi à dekomposisi
2.
2. Proses pelapukan fisika meliputi:
1. Pembekuan dan pencairan
Gaya yang dihasilkan oleh air saat
membeku cukup kuat untuk memisahkan/memecahkan mineral/batu. Tekanannya dapat mencapai 146 kg/cm2.
2. Pemanasan dan pendinginan
Perbedaan temperatur dapat menimbulkan
ekspansi dan kontraksi diferensial, yang mampu memecahkan mineral. Perubahan temperatur juga menyebabkan
pengelupasan keseluruhan permukaan mineral/batuan.
3. Pembasahan dan pengeringan
Pembasahan dan pengeringan menyebabkan
pengembangan dan pengkerutan, serta abrasi diantara partikel dalam tanah
sehingga membuat partikel lebih halus.
4. Tindakan penggosokan (saling berbenturan)
Gesekan (gosokan) batuan atau partikel
tanah yang bergerak apakah karena air, angin, atau gravitasi menyebabkan
desintegrasi yang efektif.
5. Tindakan organisme (tanaman, binatang, dan manusia)
Gerakan akar cukup mampu untuk
memecahkan batuan. Pengerongan/ pelubangan yang terus menerus oleh binatang
juga menambah aksi disintegrasi fisik tanah.
Sedangkan tindakan manusia mempercepat proses pelapukan fisik dengan
pembajakan dan penanaman.
Pelapukan Kimia dan Transformasi (dekomposisi)
|
|
Perubahan Kelarutan
|
Perubahan Struktur
|
1. Pelarutan:
NaCl + H2O à Na+ + Cl- +
H2O
2. Hidrolisis:
KAlSi3O8 + H2O à HAlSi3O8 + KOH
3. Karbonatasi:
CO2 + H2O à H+ + HCO3-
CaCO3 + H+ + HCO3- à Ca(HCO3)2
|
1. Hidrasi:
2Fe2O3 + 3 H2O à 2Fe2O3۰3 H2O
hematite
limonit
2. Oksidasi: (proses pemberian e-)
oksidasi
![]() ![]()
reduksi
3. Reduksi:(proses penerimaan e-)
|
Pelapukan Fisika (Disintegrasi)
Merupakan
proses mekanik, dimana batuan-batuan masif pecah menjadi fragmen berukuran
kecil à namun tanpa perubahan
kimia.
Faktor
yang sangat dominan berpengaruh adalah suhu dan air.
Contoh:
Air à masuk ke dalam
celah batuan à membeku
à
volumenya bertambah besar à
memberikan tekanan à
batuan pecah è
proses hydrothermal.
Batuan terdiri dari berbagai mineral
dengan sifat berbeda. Jika suhu berubah
dengan tiba-tiba, mineral dalam batuan berkontraksi dan berekspansi à batuan pecah.
Gerakan akar tumbuhan mempunyai
tekanan yang cukup memecahkan batuan.
2. 3. Pelapukan Kimia (Dekomposisi)
Merupakan proses kimiawi dan
menyebabkan terjadinya perubahan kimiawi mineral/batuan (dekomposisi).
Terdiri dari proses-proses:
1. Yang menyebabkan perubahan kelarutan
a. Pelarutan
NaCl + H2O à Na+ + Cl- + H2O
Garam Air (Ion-ion terlarut dalam air)
terlarut
b. Hidrolisis
(yang terpenting dalam pelapukan
kimia) tergantung pada disosiasi partial
air menjadi H+ dan OH-, dibantu oleh CO2-
dan asam-asam organik.
KAlSi3O8 +
H2O à HAlSi3O8 +
KOH
Ortoklas asam
silikat
lempung
proses ini dianggap sebagai awal terbentuknya lempung.
c. Karbonatasi (persenyawaan dengan
asam karbonat)
CO2 + H2O à H+ + HCO3-
CaCO3 + H+ + HCO3- à Ca(HCO3)2
Kalsit Asam Kalsium
bikarbonat
Karbonat mudah larut
2. Yang menyebabkan perubahan
Struktur
a. Hidrasi/Hidratasi
2Fe2O3 + 3 H2O à 2Fe2O3۰3 H2O
hematite limonit
merah kuning
b. Oksidasi (penambahan oksigen pada mineral)
oksidasi
4FeO + O2 ------à 2Fe2O3
Ferroues
Ferric
Oxide
oxide
3. Reduksi (pemindahan oksigen)
Terjadi
pada kondisi air tergenang à redoks potensial rendah
reduksi
2Fe2O3 ------à 4FeO + O2
Ferric Ferroues
Oxide oxide
(hematit)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar