Residu Pestisida dalam Sayuran d Indonsia

Residu Pestisida dalam Sayuran d Indonsia

Data tentang residu pestisida dalam sayuran di indonesia masih terbatasnya fasiltas untuk pemantauan residu pestisida.

Pemantauan yang dilakukan oleh Lembaga Ekonomi Universitas Pajajaran menunjukkan bahwa pada umumnya kandungan residu pestisida dalam conoh-contoh sayuran di daerah Jawa Barat adalah rendah. Juga dilaporkan adanya residu pestisida pada jenis-jenis sauran yang tdak disemprot pestisida seperti kangkung, genjer, daun talas dan aun singkong (Soemarwoto, 1980). Mlyani dan Sumatera (1982) melaporkan bahwa dari contoh-contoh sayuran yang diambil dari 7 daerah pusat sayuran di Jawa Barat, Jawa Tengah, dan jawa Timur ditemukan residu beberapa jenis insektisida (DDT, aldrin, diazinon, dieldrin, fenitrothion, fenoat, an khlorpyrifos) meskipun masih jauh di bawah nilai MRL (Maximum Residu Limit) menurut FAO/WHO 1978. Ada satu tempat yaitu di Batu pada wortel ternyata residu DDT hampir mencapai batas MRL. Jenis sayuran yang diambil contohnya adalah kenang, kubis, sawi, tomat, dan wortel.

Oshawa et al. (1985) melaporkan bahwa dari cntoh kubis, tomat, dan mentimun yang diambl dari pasar Sri Wedari Yogyakarta ditemukan residu BHC, aldrin, dieldrin, heptachlr, DDT, DDE, dan diazinon dalam kadar yang di bawah nilai MRL. Meskipun demikian masih adanya residu pestisida persisten organokhlor pada contoh sayuran perlu memperoleh perhatian. Effendy (1985) juga menemukan kadar residu metaidofos dari contoh kubis yang diambil dari pasar Pakem, Yogyakarta sebesar 0,014 – 0,120 ppm. Yang masih di bawah nilai NMR.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar